Tuesday, April 24, 2012

Imam Bodoh, pengikutnya juga bodoh. Sesat lagi!


ALLAH SWT tidak pernah mengutus seorang Nabi atau Wali atau Imam dari orang-orang YANG BODOH, GOBLOK, TIDAK JELAS ASAL-USULNYA, Tidak Suci, bahkan PERNAH/ sering MELAKUKAN KESALAHAN KECIL NAMUN FATAL DAN SUBSTANSIAL (YANG BERTENTANGAN DENGAN karakter para NABI / ROSUL). atau seorang YANG SERING BERKATA-KATA RENDAH, TEMPERAMENTAL, KASAR, EMOSIONAL, GAPTEK, KAMPUNGAN, MANTAN PREMAN, TIDAK TERSTRUKTUR PEMIKIRANNYA, KASAR PERANGAINYA, AMBURADUL KELUARGANYA, dan MENURUNKAN KARAKTER NYOLONG-NGRAMPOK PADA PENGIKUTNYA, serta Congkak dan SOK MERASA UNGGUL DARI MANUSIA LAIN. (The most Superior)

Kata-kata Ad-Dul artinya adalah orang hina, orang bodoh. Dalam kamus bahasa Inggris juga bermakna sama, dull, artinya bodoh, goblok, orang hina. Wahai saudara-saudaraku di Al Yaklu arjosari malang, sadarlah bahwa langkah-langkah Makar kalian BATAL demi hukum NKRI, apalagi hukum Al-Qur’an. 


Tangkap Asbirin Maulana alias Ahmad Hasta alias Satibi alias Abi alias Pakde karena kejahatan kriminal-nya atas nama agama (melintir ayat FAI menjadi perampokan toko emas yang kemudian dikuasainya sendiri). Sahabat-sahabtnya diFITNAH, dimurtadkan, diasingkan, dijebak dan diteror.
Saudara-saudara guru dan pegawai di Al yaklu, SEGERA tinggalkan keluarga dinasti-nya, janganlah kalian menjadi penanggung jawab kejahatan kriminalnya Tahun 1996 itu. 
Kalian SUDAH TERSESAT! 
Tobatlah, SEBELUM TERLAMBAT !!!



Friday, April 20, 2012

Ketika Tuhan Memilihmu untuk Menuliskannya


Sadarkah kita akan takdir kita? Tahukah apa yang akan menjadi masa depan kita? Dan apakah kita akan tahu apa yang akan kita tuliskan di masa depan kita?  Pernahkah kita merenung dan memikirkan tentang ini?

Suatu hari kita akan mengalami mati ide. Tidak tahu apa yang harus dituliskan dan cerita apa yang akan dirangkai. Kita akan merasa kesal karena buntu. Namun di saat itulah seharusnya kita melepaskan sejenak jari-jari kita untuk menguntai kata dan kalimat. Biarkan kita beristirahat sejenak dari setiap rutinitas kita di depan layar untuk mengayunkan jemari menjadi sebuah kisah. Karena sesungguhnya Tuhan sedang mengistirahatkan kita sejenak sebagai seorang penulis.
Tuhan telah menyiapkan sekian banyak kisah yang tidak terhingga, telah diputuskanNya siapa akan menulis apa. Jadi kenapa harus takut kalau kita tidak akan bisa menulis. Dunia menulis terlalu rumit, terlalu kompleks dan terlalu sederhana untuk dimengerti. Milyaran orang di luar sana berlomba-lomba menuliskan apa saja yang memang sesungguhnya telah menjadi bagiannya.
Tapi apakah dunia menulis adalah sebuah arena lomba? Siapa pun, di mana pun, kapan pun, setiap orang berhak menuliskan apa saja yang ingin dituliskannya. Kita tidak berhak melarang bahkan ketika tulisan tersebut asusila. Namun tetap menulis harus memiliki norma. Tidak bisa juga kita sembarang menulis hanya karna ingin memuaskan diri kita akan hasrat menulis. Kecuali tulisan anorma tersebut adalah tulisan pribadi yang bukan untuk dikonsumsi massa.
Namun renungkanlah kawan, Tuhan-lah yang memilih siapa menuliskan apa dan pada saat apa. Tidak perlu kau takut untuk menuliskan apa yang ada dalam pikiranmu, tidak perlu berfikiran bahwa penerbit tidak akan menyukainya, tuliskan saja apa yang ada di pikiranmu. Tuliskan dan biarkan dirimu tenggelam hingga milyaran meter dalamnya. Galilah triliyunan kata.
Rangkaikanlah jutaan kalimat ke dalam apa yang ingin kamu tuliskan. Karena memang sesungguhnya Tuhan telah memilihmu untuk menuliskannya. Tidak usah khawatir tulisanmu jelek. Bila pendapat orang jelek, kamu pasti bisa memperbaikinya, karena sesungguhnya tenggat waktu adalah permainan manusia, tidak akan pernah habis waktu jika kamu ingin memperbaiki tulisanmu, kecuali Tuhan yang mengambil waktu itu darimu.
Dan ketika Tuhan memilihmu untuk menuliskannya, bersyukurlah bahwa kamu telah menjadi satu dari sekian banyak manusia pilihanNya untuk menyampaikan sebuah pesan ke dunia ini. Nikmatilah kebahagiaanmu dan rayakanlah keberhasilanmu itu dangan membagi syukur dengan orang-orang di sekitarmu, yang memuji maupun yang mengkritikmu. Dan banggalah selalu pada dirimu karena telah menjadi orang pilihanNya.

 

Buat saudaraku Wiyanto, Endang, Budi, Febi, Fahmi, Andra, Umi Hajar, Kembalilah menulis membela yang benar. Bukan Membela yang bayar! Apakah sudah surut idealisme mu meneliti dan berpikir jernih? Atau ente memang niat mempertahankan interpretasi dan melupakan catatan histori buat melayani nafsu setan Asbirin Maulana. Teliti kembali langkahmu. Sebelum terlambat ….!!.